Yogyakarta – Ulang tahun Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, yang ke-64 dirayakan dengan doa dan harapan agar beliau segera pulih. Tapi di ruang-ruang sekolah yang jauh dari Istana, para pemimpin pendidikan sedang menghadapi tantangan lain yang tak kalah genting: bagaimana menjaga agar sekolah tetap hidup ketika dana tak lagi cukup dan iuran dilarang?
Sejak Mahkamah Konstitusi (MK) menegaskan kebijakan sekolah gratis, para kepala sekolah—terutama di daerah dan lembaga swasta kecil—mulai menghadapi satu kenyataan: dana BOS tidak mampu menanggung semuanya. Operasional sekolah modern kini tak lagi sebatas ruang kelas dan papan tulis. Ada listrik, internet, gaji honorer, kegiatan siswa, hingga biaya perawatan infrastruktur.
Kalau tak boleh meminta iuran, lalu dari mana sekolah bisa hidup?
Banyak yang masih menjawab dengan keluhan, tapi tidak semua berani mencari solusi.
Menurut Pak Sonny, CEO PT. Kamadeva Inovasi Global, inilah saatnya kepala sekolah naik kelas. Bukan hanya pemimpin akademik, tetapi juga pemimpin strategis yang mampu menggagas dan mengelola sumber daya secara inovatif.
“Mindset-nya harus berubah. Dari menunggu dan mengelola, menjadi mencari dan membangun sumber daya. Kepala sekolah adalah social entrepreneur yang bekerja untuk pendidikan,” ungkapnya.
Pak Sonny menekankan pentingnya strategi fundraising kreatif dan kolaboratif. Tak perlu membebani orang tua, asalkan sekolah cerdas memanfaatkan potensi yang ada.
Alih-alih terus bergantung pada BOS, ini lima pendekatan yang bisa diadopsi sekolah:
Sekolah gratis bukan berarti sekolah asal-asalan. Justru inilah saat untuk membuktikan: tanpa iuran pun, mutu pendidikan bisa tinggi jika dikelola dengan semangat kolaborasi dan digitalisasi.
Kini bukan lagi waktunya kepala sekolah menunggu bantuan. Sudah saatnya menjadi penggagas yang mengundang kepercayaan masyarakat, alumni, dan dunia usaha untuk bersama-sama membesarkan sekolah.
Sekolah yang hanya bertahan hidup tidak akan pernah memberi harapan. Tapi sekolah yang dibangun dengan keberanian dan kreativitas akan melahirkan masa depan.