Apa itu Aplikasi? Siapa yang tidak asing dengan kata ‘aplikasi’? Di zaman yang sudah canggih ini hampir di setiap aktifitas sehari-hari, kita selalu menggunakannya. Mulai dari memesan tiket pesawat, memesan taksi atau ojek, berbelanja, memesan makanan atau bahkan hanya untuk mengunggah cerita mengenai aktivitas sehari-hari. Hidup kita seolah dimanjakan dengan kehadiran aplikasi-aplikasi ini. Hanya dengan mengunduh aplikasi tersebut di playstore atau appstore, hidup kita jadi lebih mudah.
Sedikit ironi di saat semua aktifitas kita sudah dimudahkan dengan kehadiran aplikasi-aplikasi canggih ini, ada beberapa instansi yang masih menggunakan cara lama, cara manual dan tidak memanfaatkan kecanggihan aplikasi-aplikasi tersebut.
Apakah anda pernah melihat barang yang ada pada gambar ini?
anda pernah mengerjakan kegiatan dengan hasil seperti gambar ini?
Ini semua adalah jenis-jenis laporan yang harus guru buat di awal tahun dan di akhir tahun pelajaran. Hal tersebut merupakan contoh permasalahan yang masih dihadapi oleh pengajar di Indonesia. Laporan-laporan tebal itu masih harus dikerjakan oleh guru di sekolah. Bahkan, dalam diskusi kami dengan beberapa guru di sekolah, mereka merasa sangat diberatkan dengan adanya kewajiban ini. Hampir 70% aktifitas mereka dihabiskan untuk membuat laporan-laporan tersebut dan konsentrasi mengajar mereka menjadi terpecah dengan adanya kewajiban administrasi ini.
Apakah tidak ada aplikasi sekolah yang secara khusus dibuat untuk meringankan pekerjaan administrasi ini? Apa tidak ada Aplikasi administrasi sekolah yang dibuat khusus untuk meringankan beban mereka? Tentu ada, di Indonesia ada ribuan pengembang aplikasi sekolah, bahkan dinas pendidikan telah meluncurkan Aplikasi sekolah bernama Dapodik sebagai tools administrasi pembantu sekaligus aplikasi pendataan sekolah, bahkan ada yang menjual Paket aplikasi sekolah berisi paket lengkap aplikasi sekolah seperti; aplikasi bel sekolah, aplikasi perpustakaan sekolah, aplikasi pangkalan data murid, aplikasi keuangan sekolah.
Semua aplikasi ini sudah ada dan siap dipakai sekolah, lalu kenapa masih ada sekolah yang tidak menggunakannya? Harga bukanlah permasalahan utama, banyak penyedia aplikasi sekolah memberikan secara gratis, bahkan ada beberapa item aplikasi sekolah yang pembeliannya bisa dicover oleh dana BOS. Budaya atau kebiasaan melakukan semuanya secara manual, kebiasaan bergantung pada orang lain dan tidak mengerjakannya sendiri serta kebiasaan mengerjakan sesuatu dekat dengan deadline adalah permasalah utamanya.
Banyak sekolah menggunakan aplikasi sekolah dengan harga mahal yang sudah terintegrasi antar bidang dan semua orang sudah terdistribusi kewajibannya di aplikasi sekolah tersebut, tapi mereka tidak mau mengerjakannya,. Mereka mempercayakan semua itu kepada satu orang administrator aplikasi sekolah tersebut.
Dengan perkembangan teknologi yang sangat maju, salah satunya adalah teknologi komputasi cloud yang mampu merekam semua aktifitas secara real time. tetapi banyak orang masih terbiasa mengerjakan sesuatu dekat dengan deadline dan tidak mau mengerjakannya sedikit demi sedikit setiap hari sehingga tidak menumpuk di akhir.
Perihal merubah budaya atau kebiasaan ini memang cukup kompleks, karena manusia memiliki kecenderungan untuk berdiam diri di zona teraman dan ternyaman serta cukup menolak jika ada hal yang baru dan dirasa mampu menggoyang zona nyaman tersebut.
Akhir kata secanggih apapun aplikasi sekolahnya, selengkap apapun menu dan fiturnya tidak akan mampu memberikan dampak positif ke sekolah jika tidak dibarengi dengan sumber daya manusia yang mampu dan berkomitmen untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan teknologi aplikasi sistem informasi/aplikasi sekolah.
writer:
Candra Boy
editor:
Yulia Wulandari