Dua dekade lalu, Pak Rudi duduk di ruang guru sambil menyeruput kopi sachet dan mencatat nilai siswa di buku besar. Dua dekade kemudian, anaknya—Bu Dina—juga duduk di ruang guru, menyeruput kopi sachet… dan mengetik nilai di Excel, lalu mencetaknya untuk diserahkan ke Tata Usaha.
Apakah tidak ada yang berubah?
Tentu saja banyak yang berubah—tapi sayangnya, bukan pada sistem kerja sekolah. Dunia sudah lari cepat dengan teknologi. Tapi sekolah kita, sebagian masih jalan pelan-pelan, bahkan mundur saat listrik mati.
Pegadaian kini bisa cicil emas lewat HP. Bahkan dengan bonus asuransi jiwa. Bank, pasar, toko, dan kantor—semuanya sudah terhubung digital. Tapi di sekolah, masih banyak yang:
Bukan salah siapa-siapa. Tapi kalau kita tidak mau berubah, kita akan terus tertinggal.
Kita suka bilang guru itu pahlawan tanpa tanda jasa. Tapi bukan berarti harus jadi manusia serba bisa yang kerjanya dari pagi sampai malam.
Mengajar iya, mendidik iya, admin iya, desain pembelajaran iya, dokumentasi iya, bahkan kadang ikut jadi teknisi.
Sudah saatnya guru punya sistem yang membantu, bukan menambah beban. Itulah kenapa software sekolah 4.0 penting hadir—bukan hanya untuk murid, tapi juga untuk guru dan seluruh manajemen sekolah.
Bagaimana kalau:
Itulah kekuatan aplikasi sekolah terintegrasi.
Bukan mimpi, tapi kenyataan yang sudah bisa dinikmati banyak sekolah hari ini.
Digitalisasi sekolah bukan hanya soal beli komputer atau pasang Wi-Fi. Tapi soal niat untuk membebaskan guru dari tugas yang bisa diotomatisasi.
Kalau kita mau, kita bisa mulai dari:
✅ Memilih manajemen sekolah digital yang sesuai kebutuhan
✅ Memindahkan administrasi sekolah ke sistem berbasis cloud
✅ Melibatkan guru dan staf dalam pelatihan penggunaan sistem informasi sekolah
✅ Menghargai waktu guru seperti kita menghargai uang: jangan dihambur-hamburkan
Kalau kita tidak bergerak hari ini, 20 tahun lagi kita mungkin masih duduk di ruang guru yang sama, menyeruput kopi yang sama, dan mengeluh tentang Excel yang hang lagi.
Tapi jika kita mulai sekarang, kita bisa hadirkan sekolah yang manusiawi, efisien, dan relevan dengan zaman.
Karena perubahan tidak butuh waktu.
Perubahan butuh keputusan.